Founder STIFIn


Penemu STIFIn
Farid Poniman adalah satu diantara tiga penulis buku best seller Kubik Leadership. Dua lainnya adalah Indrawan Nugroho dan Jamil Azzaini. Bersama mereka ia menjadi pemilik dan sekaligus pendiri Kubik Training & Consultancy. Juga bersama mereka mendirikan gerakan SuksesMulia. Di bawah kepemimpinannya, Kubik menjadi provider training yang mampu merekatkan ketiga master trainernya berjalan langgeng melewati periode sepuluh tahun. Kelangkaan yang jarang didapatkan pada provider training lain.
Ia merasa alur hidupnya mengalir kesana-kemari. Kuliah di IPB dengan disiplin ilmu pertanian, melanjutkan kuliah lagi di UI di bidang administrasi kebijakan bisnis, sekarang meneruskan kuliah lagi di Universiti Kebangsaan Malaysia mengambil ilmu psikologi.
Karir dimulai dari manjadi staf promosi di PT. Procter & Gamble Indonesia, Periklanan di H.U. Republika, menjadi manajer humas di TPI, menjadi GM di majalah Ummat, menangani direktur konsorsium Bursa Kerja, dan kemudian menjadi dirut di Kubik. Ia juga sedang melebarkan sayapnya melalui dua perusahaannya yang lain di bidang SDM. Juga berpengalaman menjadi campaign manager: tokoh politik nasional, dirut Telkom, dan memenangkan 3 pemilihan walikota.
Setelah mengalir kesana-kemari, ia baru menemukan arah tujuan yang sesuai dengan panggilan sejatinya sejalan dengan pertumbuhan Kubik. Akhirnya ia, yang memiliki jenis kecerdasan feeling, telah menemukan habitatnya sebagai penempa orang.
Semoga Tes STIFIn ini dapat bermanfaat bagi semua orang untuk memulai profesi terdisainnya lebih dini. Sehingga anda dan masyarakat luas sudah bisa menapaki kesuksesan dan kemuliaan sejak masih belia.


Continue reading →

Temukan “Karpet Merah” Kekuatan Anda


Sobat, sekali Anda mengenali zona kekuatan Anda, Anda bisa mengubahnya menjadi emas dan berlian. Agar dapat melakukan aktivitas tertentu tanpa susah payah, Anda perlu membuat strategi di seputarnya. Ketika Anda terfokus pada sesuatu yang memiliki makna yang dalam, menyentuh rasa haru dan nilai kehidupan Anda, Anda akan bergerak maju tanpa susah payah.

Sobat, pada saat saya mengikuti Workshop di Hotel Sahid dengan pembicara Sang Master Coach Kubik Leadership dan Penemu STIFIn Mas Farid Poniman, ada statemen beliau yang menarik dan layak kita lakukan, “Berinvestasilah pada kelebihan Anda, biarkanlah kelemahan Anda terdidik secara alamiah. Jika anda focus kepada kelebihan Anda sama dengan anda menjalani ‘karpet-merah‘ Anda. Jalur terbaik yang diberikan Allah kepada Anda. Akhirnya Anda menjadi tahu bagaimana caranya bersyukur kepada Allah menggunakan ilmu yang betul.”
Seorang atlet bulu tangkis yang memiliki kekuatan di tangan kirinya (kidal) sejak kecil dan oleh pelatihnya dia diasah dan dilatih sesuai kekuatan yang dia miliki. Kemudian dia bertanya pada pelatihnya, “Kenapa saya dilatih dengan menggunakan tangan kiri wahai pelatih, padahal saya ingin bermain bulu tangkis dengan tangan kanan seperti pemain lainnya.” Sang Pelatih menjawab, “Kekuatan kamu di tangan kiri, maka lebih baik kamu berlatih dan fokus dengan kelebihan kamu daripada kamu fokus pada kelemahan kamu. Maka kamu akan menjadi pemain di atas rata-rata bahkan akan menjadi juara dunia.”
Sang murid penasaran dengan penjelasan gurunya, dia mencoba berlatih bermain bulu tangkis dengan tangan kanannya(dan itu justru kelemahannya). Pada suatu kejuaraan di kotanya yang merupakan turnamen pertama kali yang ia ikuti dan bermain dengan tangan kanannya. Apa hasilnya dia gagal total di penyisihan awal. Kemudian dia menyadari kesalahannya dan ingat kembali nasihat gurunya, menjadikan dia terus berkomitmen berlatih, berlatih dan berlatih dengan fokus pada kekuatan yang ia punya sebagaimana yang disarankan oleh pelatihnya. Akhirnya dia benar-benar menjadi Juara tidak hanya di kota dan negaranya bahkan menjadi juara dunia dengan kekuatan kidalnya.
Sobat, ketika saya lulus SMU dan akan mengambil kuliah, bapak saya menyarankan untuk masuk farmasi agar jadi seorang apoteker atau ahli farmasi. Memang benar saya bisa diterima UMPTN di Fak. Farmasi Unair (Universitas Airlangga, Surabaya) tapi ternyata hampir lima tahun lebih saya merasa tertekan dan jarang masuk kuliah, lebih banyak ikut diskusi di UKKI Unair atau Senat SMPT Unair banyak berkecimpung dalam dunia aktivis, menulis dan mengisi forum-forum diskusi serta seminar bahkan ngisi pengajian di kampung-kampung. Tanpa terasa justru saya banyak belajar di universitas kehidupan daripada di kampus formal.
Ternyata mesin kecerdasan saya bukan Sensing di mana orang sensing itu cara belajarnya dengan menghafal serta kekuatannya dihafalan dan tekun kalau bekerja dan itu memang pas sekali di Farmasi yang banyak hafalan dan sehari-hari banyak berada di lab-lab farmasi dari pagi sampai sore untuk praktikum membuat obat yang penuh ketelitian dan ketekunan dalam menimbang bahan-bahan obat. Setelah tes “STIFIn Mesin kecerdasan” saya adalah Intuiting. Modal utamanya adalah kreatifitas, gagasan, chemistrynya adalah kata, khususya dalam menciptakan ide-ide baru yang belum pernah dikeluarkan orang lain. Jadi dunia saya adalah kata atau dunia kreatif, dan orang kreatif adalah orang yang tidak bisa terpenjara dalam rutinitas apalagi satu cara. Imajinasinya liar, visioner. Bagi mereka yang orang intuiting setiap masalah apapun selalu akan ada kemungkinan jalan keluarnya. Dia selalu memikirkan cara lain. Bahkan justru dia tidak bisa berpikir dengan cara yang sama.
Sobat, saya baru mengetahui “karpet merah” saya saat usia 30 tahun ke atas dan segera melakukan tobat profesi setelah menghabiskan waktu sekian lama kuliah di farmasi, di fak. Dakwah jurusan komunikasi Penyiaran Islam, kemudian bekerja pernah jadi guru, marketing, akhirnya di perusahaan New Kuwatsu terakhir menjadi Manajer SDM dan Pelatihan.
Saya kemudian pensiun dini setelah mentor saya mengatakan, “Duniamu adalah di kata, kamu kalau disuruh ngajar, menulis serta mendesain sebuah pembelajaran/pelatihan kamu enjoy dan seakan tidak ada beban bahkan tidak dibayarpun kamu senang dan menikmatinya. Itulah talentamu maka fokuslah di duniamu itu.”
Maka setelah itu saya keluar dari perusahaan menjadi pengusaha dan fokus pada bidang yang saya kuasai dan happy menjalankannya. Dalam 5 tahun ada 15 buku yang bisa saya tulis dimulai dari diterbitkan sendiri dan dijual di pelatihan/training yang saya lakukan sampai akhirnya bisa masuk dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (Buku Al quwwah ar ruhiyah, kekuatan Spirit Tanpa batas dan buku Menjadi Dai yang dicinta). Ratusan forum atau seminar di berbagai kota besar di Indonesia dan telah puluhan ribu orang terinspirasi untuk meraih sukses sejati dan kehidupan yang lebih baik. Semoga ini semua menjadi ladang amal sholeh.
Sobat, dalam tulisan singkat ini agar Anda tidak mengalami seperti saya yang telah menghabiskan waktu dan dana serta baru tobat profesi dan mengenal “karpet merah” kekuatan kecerdasan saya pada usia 30-an ke atas maka segera temukan potensi anda atau dunia anda melalui tes mesin kecerdasan STIFIn.
Setidaknya ada tiga alasan mengapa Anda dan Anak Anda perlu Tes STIFIn? Mengenali Cara belajar kita. Mesin kecerdasan sensing bagus dalam menghafal, Thinking hebat dalam menghitung, Intuiting jago kreatifitas, Feeling senang jika berdiskusi, dan Insting adalah pembelajar yang serba bisa namun perlu ketenangan untuk mengoptimalkan fungsi otak tengahnya.
Jika pilihan profesi sudah ngeklik dengan anda maka proses penggemblengan profesi menjadi mudah dan menyenangkan. Pendek kata konsep STIFIn adalah cara paling tetpat untuk melakukan tobat profesi. Memilih tes STIFIn sama dengan menghindari spekulasi. Bukan pelabelan dan bukan peramalan.
Sobat, sekali Anda mengenali zona kekuatan Anda, Anda bisa mengubahnya menjadi emas dan berlian. Agar dapat melakukan aktivitas tertentu tanpa susah payah, Anda perlu membuat strategi di seputarnya. Ketika Anda terfokus pada sesuatu yang memiliki makna yang dalam, menyentuh rasa haru dan nilai kehidupan Anda, Anda akan bergerak maju tanpa susah payah.
Artikel ini ditulis oleh Ustadz N.Faqih Syarif H, S.Sos.I, M.Si, Spiritual Motivator Penulis buku “Al Quwwah Ar Ruhiyah, Kekuatan Spirit Tanpa batas” dan “Menjadi Dai yang Dicinta”
Continue reading →

Mengenali DNA


Keberadaan DNA ditandai dengan keberadaan makhluk hidup yang spesifik dan unik. DNA hanya ada pada makhluk hidup. Keberadaan DNA tersebut yang membedakan jenis makhluk, species, suku, atau keturunan tertentu dengan lainnya. Mengapa bayi yang dikandung seorang ibu tidak menjadi kucing, karena adanya perintah genetik dari DNA. Atau mengapa orangtua yang berkulit hitam, cenderung stabil menghasilkan anak yang berkulit hitam juga karena penjaga keturunan yang bernama DNA. Adanya cetak-biru DNA akan menjaga kelestarian jenis makhluk, species, suku, dan keturunan tertentu.
Namun selain itu juga DNA akan memberikan keunikan tertentu kepada setiap individu. Artinya tidak akan ada dua individu yang sama persis, karena pasti ada sepersekian persen dari kombinasi DNA-nya yang berbeda.
Kelestaraian dan keunikan yang menjadi hasil karya DNA tersebut berlaku baik pada faktor fisik ataupun karakter individu.
DNA adalah singkatan dari DEOXYRIBONUCLEIC ACID. DNA adalah perintah genetik, sistematika keturunan, manual regenerasi, peta biologis, cetak-biru individu dari setiap makhluk hidup secara unik. Penemu DNA adalah James Watson dan Francis Crick (1953). DNA merupakan cetak biru individu karena DNA memiliki instruksi genetik yang membentuk sel-sel dalam organisme. Peran utama molekul DNA adalah penyimpanan informasi jangka panjang.
DNA merupakan kromosom panjang berbentuk heliks ganda yang disusun dari unit-unit nukleotida yang berulang. Heliks ganda DNA distabilkan oleh ikatan hidrogen diantara empat basa (asam nukleat) yang melekat pada dua heliks secara berpasangan. Empat asam nukleat tersebut adalah Adenin (disingkat A), Sitosin (C), Guanin (G) dan Timin (T). Pasangan AT membentuk dua ikatan hidrogen, dan pasangan GC membentuk tiga ikatan hidrogen. Ini berarti bahwa jika ada satu rantai DNA yang memiliki kode AACTAGGTC maka pasangannya pasti TTGATCCAG. Kedua rantai itu akan berpasangan dan membentuk struktur berpilin yang kita kenal sebagai Double-Helix. Keempat asam nukleat inilah pada dasarnya sebagai penyusun DNA, yang mengkodekan informasi.
Cara kerja DNA dalam melakukan koding berlangsung sangat cepat karena semua prosesnya dilakukan secara paralel (bersamaan). Bandingkan dengan cara kerja komputer yang linear. Ukuran molekul DNA yang sangat kecil memiliki kapasitas kerja yang sangat besar. Sebagai perbandingan, 1 gram DNA yang sudah dikeringkan memiliki kapasitas menyimpan informasi dalam jumlah yang sama dengan 1 trilyun CD (Compact Disc). Padahal 1 gram DNA kering itu ukurannya hanya sebesar sebutir gula pasir!
Tubuh manusia diperkirakan memiliki sekitar 100 triyun sel, dan di dalam inti setiap sel terdapat 23 pasang kromosom yang disusun oleh 3 milyar asam nukleat. Jika DNA di setiap tubuh seorang manusia direntangkan, maka panjangnya akan lebih dari 600 kali jarak bumi ke matahari.
Semua orang di seluruh dunia sebenarnya nyaris sama. Semua umat manusia, di seluruh belahan dunia memiliki 99% molekul DNA yang persis sama. Perbedaan seperti warna kulit dan rambut, hanya berasal dari 1% perbedaan genetik saja. Bahkan antara manusia dengan simpanse pun perbedaan genetiknya hanya 5 % (Wikipedia, Human Genome).
Penyelidikan DNA di masa yang akan datang akan membuat manusia memahami tubuhnya, sel-selnya secara terinci bahkan hingga ke level molekuler. Sehingga nantinya memungkinkan manusia panjang umur, hidup lebih sehat dan jauh dari penyakit. Nantinya manusia bisa bebas dari penyakit-penyakit berbahaya, seperti kanker, diabetes, atau jantung. Caranya dengan mendeteksi gen dan melakukan rekayasa genetik untuk mendisain tubuh sehat bahkan sejak sebelum lahir. Dengan mengetahui peta DNA-nya setiap molekul dalam tubuh manusia, maka anomali-anomali terkecil pun bisa langsung ditemukan dan diperbaiki. Bahkan tidak hanya itu saja, pengetahuan modern akan memungkinkan manusia menemukan gen-gen unggul, memanipulasi gen unggul, memperkuatnya, bahkan mengkombinasikannya dengan gen-gen unggul dari luar, melalui rekayasa genetik.
Para peneliti terbaik di dunia, dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Jepang dan China, mengerjakan proyek ini dengan dana US$ 3 Milyar, dan memerlukan waktu 13 tahun, dari tahun 1990 -2003 untuk menyelesaikan Human Genom Project. Tujuannya adalah menciptakan peta yang sangat detail dari DNA manusia, dengan harapan agar manusia punya pemahaman baru yang lebih detail dan revolusioner tentang tubuh manusia.
Pembawa informasi dalam DNA adalah asam nukleat (A,T,G, dan C). Juga asam nukleat tersebut yang membangun sel-sel dalam organisme melalui pembentukan protein. Protein adalah zat pembangun tubuh manusia. Protein yang paling banyak muncul dalam bentuk enzim. Pada dasarnya enzim inilah yang menjadi mesin penggerak dari proses kimiawi dalam tubuh manusia. Protein ini tersusun dari rangkaian asam amino. Terdapat 20 jenis asam amino penyusun berbagai jenis protein. Berikut adalah 20 jenis asam amino:
Setelah membaca intisari penjelasan di atas, anda sekarang sudah dapat memahami apa itu DNA. Kesimpulan dasar tentang DNA adalah bahwa DNA merupakan alat terkecil yang dipergunakan Tuhan untuk menjalankan perintah genetik sebagai kepastian yang mencukupi untuk membangun sel-sel dalam organisme makhluk hidup, hingga tuntas menjadi masing-masing individu makhluk hidup yang utuh dan lengkap. Seluruh organ-organ tubuh yang dibangun oleh DNA tadi telah berada di tempatnya masing-masing dan menjalankan fungsinya masing-masing dengan koordinasi yang sempurna. Hasilnya adalah individu makhluk hidup yang sempurna sesuai dengan fitrahnya. Makhluk hidup yang bernama manusia memilki fitrah yang sempurna sebagai makhluk yang berakal dan berbudi.
Lebih jauh bermakna, sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Tuhan dengan memiliki kemampuan untuk menjadi sukses dan sekaligus mulia dalam sepanjang hidupnya.
Apa DNAnya kehidupan SuksesMulia?
DNA SuksesMulia adalah perintah genetik sebagai kepastian yang mencukupi untuk membentuk kehidupan sukses sekaligus mulia bagi seseorang, keluarga, organisasi, ataupun suatu bangsa. Berikut ini akan kita eksplorasi apa sesungguhnya DNA yang membangun kehidupan suksesmulia.
Sama dengan DNA pembangun sel-sel dalam organisme, sesungguhnya DNA yang membangun kehidupan suksesmulia itu berupa benda. DNA berupa benda, bukan proses, cara kerja, rumus, metode, atau prinsip-prinsip. Benda yang menyimpan dan membawa data transkriptif untuk membangun budaya kehidupan. Benda analogis yang menjadikan kehidupan suksesmulia adalah otak. Jadi, otak adalah benda yang menjadi DNA-nya kehidupan suksesmulia.
Mengapa otak? Organ penting yang ada di kepala manusia ini merupakan organ pengendali. DNA mengendalikan metabolisme tubuh, melalui proses kimiawi: menyusun asam nukleat, membentuk kodon, menjadi asam amino, dan berubah menjadi enzim. Enzim inilah yang kemudian berperan sebagai pengendali mekanisme tubuh dan menjadi protein pembangun sel-sel tubuh. DNA adalah perintah genetik (yang mencukupi) untuk mencetak manusia. Setelah manusia tersebut wujud, utuh, sempurna, dan hidup maka perintah genetik (yang mencukupi) tersebut diteruskan oleh organ otak.
Organ otak merupakan kumpulan sel-sel pengelola informasi yang terdiri dari jutaan atau trilyunan DNA pilihan. Otak yang tadinya merupakan kumpulan dari DNA pilihan inilah setelah menjadi organ yang sempurna ternyata kemudian mengambil alih mekanisme pengendalian tubuh, termasuk pengendalian terhadap kumpulan-kumpulan DNA yang menjadi organ yang lain. Tahukah anda bahwa organ otak ketika mengendalikan mekanisme tubuhpun ternyata dengan menggunakan proses kimiawi secara paralel terhadap kumpulan DNA yang bernama enzim.
Ringkasnya DNA mencetak tubuh menggunakan enzim (berupa protein) dan otak mengendalikan mekanisme tubuh juga melalui enzim.
Kembali kepada fitrah manusia sebagai makhluk yang berakal dan berbudi, maka sesungguhnya manusia pada dasarnya memiliki fitrah untuk sukses dan mulia. Bagaimana caranya? Kendalikan DNA-nya! Sedangkan DNA kehidupan itu bendanya adalah otak.
Dalam kajian saya setelah mempelajari cara kerja otak didapatkan hipotesis seperti berikut ini: 1. Bahwa otak terdiri dari lima belahan yang berfungsi dengan tingkat signifikansi yang setara dimana masing-masing memiliki cara kerja yang khas, 2. Masing-masing belahan otak tersebut memiliki cara kerja yang berbeda karena komposisi DNA pembangun masing-masing belahan otak tersebut berbeda. 2. Belahan otak kiri mengandung lebih banyak unsur Guanine (G), pasangan otak kiri adalah limbik kanan (posisi silangnya) mengandung lebih banyak unsur Citosine (C), kemudian belahan limbik kiri mengandung lebih banyak unsur Adenine (A), pasangan limbik kiri adalah otak kanan (posisi silangnya) mengandung lebih banyak unsur Thymin (T), sedangkan belahan otak tengah-bawah mengandung unsur-unsur yang seimbang diantara keempatnya.
Setelah ini pembahasan kita akan mengarah kepada DNA-nya kehidupan manusia yang bernama otak sebagai benda yang memiliki cara kerja tersendiri, justru karena DNA pembentuknya lebih dominan pada jenis-jenis tertentu. Dengan membahas otak maka sudah mencukupi untuk membahas segala aspek kehidupan untuk menjadi sukses mulia karena otak sebagaimana DNA adalah pembawa perintah genetik yang mencukupi untuk membangun (pada DNA) dan untuk mengelola (pada otak) individu manusia.
Continue reading →

ZONA KESUKSESAN DIRI SEBAGAI ORANG TUA


(Dwi Kirana LS)*

Setiap orang tua mendambakan agar anak-anaknya bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berbakat. Pertanyaannya berlebihankah mengidamkan anak yang mampu mendapatkan nilai ulangan yang bagus, menjadi bintang pelajar ataupun terpopuler dikalangan teman sebayanya dan guru. Saat berada di rumah, anak bisa diandalkan untuk melakukan kegiatan yang bersifat membantu orang tua dalam memasak, merapikan tempat tidurnya sendiri, membersihkan halaman rumah hingga menjaga rumah disaat orang tuanya keluar, juga sifat jujur, berintegritas dan komitmen dalam setiap penyelesaian tugas secara mandiri dan kreatif serta penuh percaya diri yang melekat dalam kepribadian anak sehingga kehadirannya menjadi bermanfaat untuk dirinya pribadi, orang tua, bangsa dan agamanya. Apakah sosok pribadi sempurna itu ada pada diri, keluarga dan anak-anak kita yang menjadi idaman setiap orang?
Berbagai keluhan dari penuturan kebanyakan orang tua bila dibuat daftar masalah dengan pengklasifikasiannya menurut ragam kecerdasan anak-anak mereka sebagaimana berikut.
Pertama, perilaku anak Insting sering bertengkar, terlihat tidak punya prinsip, tidak ada kemauan jika melakukan sesuatu terkesan setengah-tengah dan kata orang madura ‘kardiman’ (berbuat semau atau semua mau).
Kedua, perilaku anak Intuiting itu tidak teratur dan aneh, tidak realistik, tidak praktis, terlalu berangan-angan, sangat kompleks dan teoritis.
Ketiga, perilaku anak Sensing yang terlihat tidak imajinatif dan kreatif, membosankan dan tidak mau mengenal hal baru, tidak menarik, tidak bervisi ke depan dan dangkal.
Keempat, perilaku anak Feeling tidak logis, emosional, lemah, dan histeris.
Kelima, perilaku anak Thinking terlihat subjektif, dingin, tidak sensitif, tidak perhatian, raja tega dan keras kepala.
Hati orang tua mana yang tidak risau melihat kenyataan yang ada pada anak-anak mereka bila terlihat memiliki masalah diatas, tentu banyak pihak yang meragukan kesungguhan orang tua dalam mengupayakan anaknya menjadi pribadi yang unggul ataupun berprestasi. Hal tersebut sering diangkat oleh para konsultan dan pakar termasuk penemu mesin kecerdasan STIFIn Farid Poniman. Master coaching yang tinggal di Malasia ini memberi keteladanan sebagai upaya melejitkan prestasi NJ putri sulungnya dalam mengejar prestasi renang hingga menjadi juara dunia . Master PhD ini mengatakan bahwa: ‘masih ingat rumusan usaha dalam fisika, yakni usaha sama dengan gaya dikali jarak. Jadi kalau energi yang dikeluarkan tidak berhasil menciptakan jarak masih disebut gaya. Makanya, kalau berusaha yang betul supaya prestasinya bisa bergerak. Kalau tidak cuma bergaya dalam menjalankan program saja.’
Mungkinkah Anda termasuk orang tua yang belum menemukan blue print kesuksesan diri sebagai orang tua, dengan berbagi pengalaman dari orang lain yang telah menginspirasi banyak orang dan semoga penulispun tetap berada pada zona kesuksesan yang akan meretaskan jalan pembuka pintu depan menuju karpet merah dengan perasaan syukur dan ilmu yang memadai untuk tetap berusaha berjalan pada karpet itu. Sebagai orang tua yang merasakan hadirnya Dzat yang memberi kesempurnaan di dalam dirinya melalui sebuah proses yang terdisain secara sempurna dari kadar penciptaan khaliqnya, Dzat yang maha kuasa atas makhluk ciptaannya sebagai sesosok makhluk yang spesial ‘ahsani taqwin’ (Qs 95:4 _sesempurna bentukan) yang namanya manusia punya brain yang dengan itu Tuhan memberikan khasiat pada otaknya suatu potensi pengikat pemahaman kepadanya, ketika hendak memenuhi kebutuhan fisik dan naluri. Meskipun sang Khaliq menyatakannya ‘kabadin’(Qs.90:4_susah), hal tersebut karena manusia itu tercipta dari saripati unsur terkecil alam semesta (mikrokosmis) dalam analog ragam kecerdasan seperti tanah, besi, air, kayu dan api.  Padahal penciptaan alam semesta jauh lebih besar, tetapi hal ini bagi Tuhanku cukup mengatakan: ‘kun fa yakun’ (Qs. 2:117_Jadi maka jadilah) tengok terjamah surat lainnya dalam al Mukmin ayat 57, Yasin ayat 80-81, dan al Mu’minun ayat 12 serta al A’raaf ayat 11.
Adapun yang dimaksud dengan zona kesuksesan adalah apabila para orang tua mampu menggunakan energinya untuk melangkah dalam suatu pergerakan menuju hasil yang luar biasa, yakni memiliki keturunan yang sesuai dambaan, sebagai sesuatu yang indah dipandang mata. Karena itu fokuskan perhatian terhadap diri sendiri (Qs 21:2) bagaimana Anda sebagai orang tua mengetahui jati diri dengan ukuran prevalensi yang sangat jelas dari ragam kecerdasan yang mencerminkan keyakinan Anda, kemampuan dan dapat menggambarkan prospek diri pribadi hingga merasakan kemistri mesin kecerdasan yang Anda punya didalamnya, dan bagaimana pasutri (pasangan suami istri) merealisasikan suatu usaha yang berbeda (Qs. 91:3-4) untuk melejitkan potensi kecerdasan atau bakat yang bersifat bawaan sejak dalam rahim, sebagaimana kata Buya Hamka dalam tafsirnya terhadap kalimah ‘syaakilatihi’ pada surat Isro’, sehingga dengan begitu Anda sebagai orang tua dapat berinvestasi pada segala kelebihan yang Anda miliki.
Disainlah hidup Anda yang bagus mulai dari proses, profesi dan output-nya sejalan dengan mesin kecerdasan. Penulis adalah orang Thinking Introvert (Ti)  dan istri yang bermesinkan Sensing Introvert (Si) ditakdirkan dalam jodoh untuk saling mendukung, kemudian Tuhan juga mentakdirkan dengan memberikan keturunan anak yang bermesinkan Intuitung Introvert (Ii) bagi saya di dalam ketiga unsur (alam semesta, symbol jari jemari dan intisari diri) yang terdapat lima jenis mesin kecerdasan adalah anologi tahta dan harta, bagus dalam memiliki anak dengan protege I. Inilah modal besar kesesuaian mesin kecerdasan dalam keluarga saya sebagai habitat yang pas yang penulis syukuri sebagai karunia dari Dzat yang maha pemberi kesenangan dan kebahagian dengan menambahkan karunia-Nya pada kelimpahan putri dan putra yang kemistrinya dilimpahi harta (sensing extrovert).
Ya Tuhan saksikanlah, untuk menjadi Ayah dan Suami yang Ok, pertama penulis memagang komitmen untuk meraih kepercayaan anak, menghargai pendapatnya, bersikap jujur dan terbuka, dan senantiasa bekerjasama dengan istri dalam melijitkan potensi kecerdasan anak yang pertama intuiting, yakni dengan melakukan hal pembicaraan pada gambaran besar dan implikasinya, kemungkinan, juga pemakaian analogi dan metaphor, juga menggali pilihan/alternatif, menggugah imajinasinya dan tidak membebaninya dengan detil. Putri sulung saya itu bernama Zakiyah, tahun depan masuk SMP. Dia berkeinginan menjadi dokter namun disaat yang lain dia ingin pula menjadi Chef. Alhamdulillah selama proses belajar di SD Al Irsyad peringkat kelasnya masih masuk dalam the best ten, terakhir dalam tryout yang diselenggarakan sebuah bimbingan belajar terkemuka yang memiliki cabang di banyak provinsi di Indonesia. Zakiyah dapat melesat mengungguli teman kelasnya yang selama ini langganan menjadi juara kelas, tentunya setelah Zakiah dapat mengoptimalkan mesin kecerdasannya.
Terhadap istri penulis yang kelebihannya efisien (hemat) dan kedua anakku yang sedikit ada sifat borosnya dari mesin kecerdasan sensing (extrovept) lawan dari kelebihan dari introvertdari mesin tersebut, berbicara dengannya menyatakan suatu tema dengan jelas, sajikan fakta dan contoh, memberikan informasi secara bertahap, menekankan pada aplikasi praktis, dan selalu menyelesaikan kalimat jika berkomunikasi, juga menyertakan pengalaman nyata. Seperti dinyatakan dalam lembar lampiran tes STIFIn bahwa intisari diri kedua anakku adalah mencari ladang untuk menanam uang. Kedua putraku, himmah dan hajir kesehariannya sering meminta untuk beli-beli (jajan, dsb) namun semenjak mesin kecerdasannya diketahui maka tugas penulis untuk melejitkannya untuk berubah. Hasilnya mereka terbiasa untuk menabung bahkan Dzulhijah 1423 H tahun ini keduanya bisa menyembelih hewan kurban, Subhanalloh.
Ketiga, Penulis berupaya memiliki kepekaan sosial dengan mengasah profesi sebagai promotor STIFIn. Saya bertekat untuk turut mensukseskan terwujudnya peradapan yang gemilang sukses-mulia  dengan berbagi tips suksesan sebagai orang Thinking. Saran penulis agar mereka yang memiliki mesin seperti penulis dapat menerjunkan diri untuk menjadi orang yang terorganisir dan logis, melakukan pertimbangkan sebab akibat, memfokuskan pada konsekuensi, biasakan dengan menekankan pada aplikasi praktis, tidak membuat pertanya an apa yang “dirasa” tapi apa yang dipikirkan, dan jangan mengulang. Ciri sukses belajar orang Thinking adalah diberi recognition oleh orang yang dihormatinya berikut petikan apresiasi letterPimpinan RS Paru Dr Arya Sidemen, SE,. MPH,. MBA terhadap penulis : “Dwi ini orangnya peduli… Apa yang dipelajarinya, bagaimana dia mencoba menerapkan dalam hidup kesehariannya dia tularkan kepada orang lain, orang banyak, baik melalui diskusi maupun penulisan-penulisannya. Dwi orangnya ulet dan selalu berupaya untuk didengar. Demi kebaikan, demi keyakinannya” (April 2011).
Keempat,  hal yang untuk dilakukan penulis terhadap protege feeling dengan mengatakan saya setuju dengannya terkait hal yang mubah, berupaya menghargai usaha dan kontribusi mereka, mengenali legitimasi perasaannya, membicarakan tentang kepedulian, tersenyum dan pelihara kontak mata jika berkomunikasi dengannya serta ramah dan penuh pertimbangan.
Kelima, hal yang untuk dilakukan penulis terhadap protege insting dengan berbicara straight to the point dg lembut, menghindari pembahasan permasalahan yang rumit, menyederhanakan kata dengan tidak bersayap serta kalimat yang efektif melalui penyelesaian kalimat dan tanggapan yang persis yang dia inginkan (tanya harga jawab harga). Wallohu A’lam bi Showab.
*(Penulis merupakan kepala keluarga Idiologis tinggal di Jember Jawa Timur)
Continue reading →

RAHASIA KELUARGA TENTRAM DAN HARMONIS (Versi STIFIn)


oleh:Dwi Kirana LS

Pembagian peran seseorang dalam interaksi sosial suatu keniscayaan. Begitupun dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga antara suami dan istri secara kodrati pasangan itu dicipta, bahwa suami sebagai nahkoda untuk memimpin sedangkan istri disisi yang lain berperan sebagai pengatur untuk mengelola kehidupan rumah tangga.
Pembagian peran seseorang dalam interaksi sosial suatu keniscayaan. Begitupun dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga antara suami dan istri secara kodrati pasangan itu dicipta, bahwa suami sebagai nahkoda untuk memimpin sedangkan istri disisi yang lain berperan sebagai pengatur untuk mengelola kehidupan rumah tangga.
Interaksi yang terjadi pada pasangan suami dan istri (pasutri) tiada pembedaan kasta atau status kelasnya, dimana istri dijadikan abdi dalem (jawa=orang belakang) yang kegiatannya seputar kasur dan dapur dengan perannya sebagai batur (jawa= pembantu) pepatah menyatakan’surga nunut neraka katut’ yang berarti kalau bisa masuk surga karena menyertai suami sebaiknya masuk nerakapun diikutinya alias pupuk bawang (ikut-ikutan) dan suami menempati posisi di atas (terhormat) layaknya majikan semua minta dilayani.
Islam memandang peran pasutri sebagai sahabat. Awal perserikatan mereka pada pernikahan untuk kebaikan. Karena istri memiliki potensi bisa menentramkan serta memberikan kesenangan pada suami (Qs. 30: 21 dan Qs. 7: 189) maka Islam memberi jalan pada suami agar memperlakukan istri dengan baik dalam hal pemberiannya atas makanan dan pakaian serta tempat tinggal secara layak, perhatikan (Qs. 4:19; 2:233; 65:6).
Keserasian pasangan pun dalam keluarga tidak ditentukan dari kekayaan, fisik-ly seseorang ataupun martabat dari keluarganya, namun dikarenakan kepribadiannya. Komponen pembentuk kepribadian seseorang dapat dilihat melalui matras personality-nya dimana komponen tersebut bersifat genetic yang non heriditas. Maksudnya bukan karena diwariskan dari  orang tuanya, melainkan berasal dari apa-apa yang dianugrahkan tuhan pada masing-masing orang secara spesial. Yakni diketahui pada lapisan otak sebelah dalam atau luar yang berwarna putih atau kelabu dan pada belahan otak sebelah mana dari system operasi seseorang dalam berfikir dan bersikap secara dominan dari yang paling kerap dipergunakan.
Prosesi keserasian yang ditampakkan kedua pasangan tersebut tidak semata hanya terpola pada komunikasi saja seperti pada pilihan vocabulary, intonasi penyampaian atau bahkan daya energy yang menyertai ucapan seseorang, melainkan kata Farid Poniman penemu mesin kecerdasan STIFIn: ‘juga tergantung dengan hubungan kemistrinya’. Dalam teori kecerdasan tunggal, Carl Gustaav Jung dengan jelas menyatakan bahwa satu orang hanya memiliki satu kemistri bawaan yang sejalan dengan jenis kecedasan tunggalnya. Kemistri (eng=cham), dalam istilah serapan dari buku DNA SUKSES-MULIA  merupakan garis tangan dari mesin kecerdasan seseorang bila dimasukkan unsur alam semesta dari ilmu daratan china (teori U-sing) seperti tabel berikut.

Output
 persahabatan pasutri pada tabel hubungan kemistri akan melahirkan kesinergisan dalam membina keluarga hingga terpeliharanya keharmonisan hubungan mereka serta berkasih sayang (mawaddah wa rohmah). Disaat mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga tentu tidak semudah yang dibayangkan namun kepastian untuk memperoleh kemistri dari persahabatan tersebut sebagaimana yang telah dijanjikan Tuhan untuk mendapatkan keberlimpahan (arab=aghniya). Cobaan itu terkadang riak kecil ataupun besar yang kedatangnya pun pasti pula bergelombang serta pasang surutnya keyakinan untuk sampai pada suatu tujuan mulia yakni mengapai keridlo’an Sang pemberi kehidupan, membutuhkan perjuangan serta kesabaran. Mungkin badai datang dan berlalu, akan tetapi kesadaran kalian terhadap cobaan yang datang pasti menuntut suatu pengorbanan berupa kesetiaan dalam menjalankan perintah dan larangan larangan Tuhan dalam penyempurnaannya terlaksananya kewajiban.
Pengorbanan dapat berupa harta, tenaga/pikiran (jiwa). Inilah tabiat perjuangan dimanapun dan kapanpun, maka bukanlah hal yang istimewa apabila sewaktu-waktu pasangan Anda menginginkan mendapat pelayanan yang lebih dari cukup. Permakluman terhadap keterbatasan kemampuan dan kesempatan disuatu saat diperlukan, namun tidak menyebabkan kecerobohan hingga mengabaikan hak pasangannya apalagi sampai mencampakkan aturan Tuhan. Memang manusia tidaklah ma’shum (terbebas dari kesalahan), kesadaran pasangan untuk tidak berharap di luar kemampuan yang dimiliki, memahami perihal kelebihan dan kekurangan sahabatnya, sekalipun dia berpotensi dasar kemanusian yang sama yaitu pada akal manusia Tuhan memberinya pilihan jalan agar mereka dapat memilih sesuai perintah dan larangan-Nya atau berbuat kerusakkan (fasad).
Kreativitas pasutri dalam memecahkan hambatan kelemahan secara bersama merupakan bagian penting dalam persahabatan. Hal demikian akan berujung pada sinergi yang sanggup mengatasi kendala menjadi potensi sekaligus meramu potensi bersama yang membuahkan produktivitas melebihi kemampuannya sebelum menikah. Namun kejadian yang sering terjadi sebaliknya, lantaran pasangan Anda seolah menjadi pembeban bukan peringan beban yang dipikul dengan dalih pengkotak-kotakan kerja (peran) dalam interaksi kemistri menjadi dasar egoism untuk tidak mau tahu terhadap keberhasilan ataupun kegagalan pasangannya dalam menyempurnakan setiap kewajiban. Pemeliharaan anak misalnya, sekalipun merupakan tanggung jawab istri namun tidak berarti ayah haram membantu istrinya mengerjakan teknis mengasuh dan mendidik mereka.
Terakhir, penulis mengajak diri pribadi dan pemerhati keluarga agar tidak menjadikan rumah hanya sebatas tempat istirahat dan tidur, bernaung dari panas dan hujan, namun ia adalah wadah pencetakan dan pengemblengan generasi handal. Untuk itu suasakan rumah dengan kerinduan mengoptimalkan potensi diri yang sudah diketahui dengan terbukanya pintu depan karpet merah, meramu kelebihan dan mengeliminasi kendala demi kesempurnaan perjuangan yang wajib, yakni pada proses.
Continue reading →

Sekolah Untuk Apa?


Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak kita mencari sekolah. Masuk universitas pilihan, susahnya setengah mati. Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk, ternyata banyak yang “salah kamar”. Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah.

Demikianlah, diterima di PTN masalah, tidak diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja. Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S2. Jadi birokrat atau jendral pun, sekarang banyak yang ingin punya gelar S3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA tiga puluh tahun yang lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini. Bahkan sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya.
Mengapa hanya soal memindahkan anak karena pindah rumah ke sekolah negeri lain saja biayanya begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari kerja susahnya minta ampun. Lengkap sudah masalah kita.
Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit? Lantas apa yang harus dilakukan orang tua? Jadi sekolah untuk apa di negeri yang serba sulit ini?
Kesadaran Membangun SDM
Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, PM Malaysia Mahathir Mohammad sadar betul pentingnya pembangunan SDM. Ia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S2 dan S3 ke berbagai negara maju. hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai sepuluh tahun, lulusan terbaik itu sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya anda bisa lihat sekarang. BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan swasta dan birokrasinya.
Perubahan bukan hanya sampai di situ. Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis, serta peran brain memory (hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan. Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan seterusnya. Tak mengherankan kalau sekolah-sekolah di berbagai belahan dunia pun mulai berubah.
Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima mahasiswa. “Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi mereka yang mendaftar harus kami terima,” ujar seorang dekan di Erasmus. Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik. Seleksinya sangat ketat.
Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang asal masuk ini? “Mudah saja,” ujar dekan itu. “Kita potong di tahun kedua. Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali. Di sinilah kita baru bicara kualitas, sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat bisa membuat masa depan berbeda,”ujarnya.
Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di New Zealand. Meski murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi. Mereka pindah ke politeknik yang hanya butuh satu tahun kuliah.
Yang lebih mengejutkan saya adalah saat memindahkan anak bersekolah di tingkat SLTA di New Zealand. Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam sepuluh besar nasional dengan fasilitas dan guru yang baik. Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk mewancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana pelajaran diajarkan. Di luar dugaan saya, pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah.
Sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guru-guru yang merasa hebat kalau muridnya bisa dapat nilai rata-rata diatas 80 (betapapun stressnya mereka) dan sebaliknya memandang rendah terhadap murid aktif namun tak menguasai semua subjek. Potensi anak hanya dilihat dari nilai, yang merupakan cerminan kemampuan mengkopi isi buku dan cacatan. Entah dimana keguruan itu muncul kalau sekolah tak mengajarkan critical thinking. Kita mengkritik lulusan yang biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik.
Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negri, mungkin guru-guru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus. Mohon maaf, ternyata tidak demikian. Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak. Maka jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri. Bahkan tanpa tes. Apa yang membuat demikian? “undang-undang menjamin semua orang punya hak yang sama untuk belajar,” ujar seorang guru di New Zealand.
Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan inputnya? “itu ada benarnya, tapi bukan segala-galanya,” ujar putera sulung saya yang kuliah di Auckland University tahun ketiga. Maksudnya, test masuk tetap ada, tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan kualifikasi.
Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata pelajaran wajib (compulsory) yaitu matematika dan bahasa Inggris. Pada dua mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata, dan yang masih butuh bimbingan. Sekolah dilarang hanya menerima anak-anak bernilai akademik tinggi karena dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super dikedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur. Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya diberikan secara kognitif semata.
Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masing-masing. Bagi mereka yang bercita-cita menjadi dokter maka biologi dan ilmu kimia wajib dikuasai. Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik dan ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Bayangkan, bukankah cita-cita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali? Mungkin dia manusia super. Seorang lulusan SLTA, tahun pertama harus menguasai 4 bidang science (biologi, ilmu kimia, fisika dan Matematika), lalu tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris dan satu bahasa lain), ditambah PPKN, sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga dan komputer. Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat menakutkan, stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Sama seperti kurikulum program S1 dua puluh tahun yang lalu yang sejajar dengan program S1 yang digabung hingga S3 di Amerika. Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun. Padahal dulu butuh lima tahun. Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100 SKS, makanya hampir tak ada yang lulus. Kini seseorang bisa lulus doktor dalam tiga tahun.
Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian tapi tak ada masalah kok! Di mana masalahnya? Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah. Teknologi telah merubah banyak hal, anak-anak kita dikepung informasi yang lebih bersifat pendalaman dan banyak pilihan, namun datang dengan lebih menyenangkan. Belajar bukan hanya dari guru, tapi dari segala resources. Ilmu belajar menjari lebih penting dari apa yang dipelajari itu sendiri, karena itu diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik. Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, Lifelong learning.
Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah. Seorang guru di West Lake Boys School di Auckland mengatakan, “Kami sudah meninggalkan old ways teaching sejak sepuluh tahun yang lalu. Makanya sekolah sekarang harus memberikan lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan kalau tak bisa dikunyah. Guru kami ubah, metode diperbaharui, fasilitas baru dibangun,” ujar seorang guru.
Masih banyak yang ingin saya diskusikan, namun sampai di sini ada baiknya kita berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah, dan untuk apa kita bersekolah? Mudah-mudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depannya yang lebih baik.
Rhenald Kasali
Ketua Program MMUI
Continue reading →

Ilmu Rumusan Sidik Jari

SEJARAH DAKTILOPSKI
SEJAK RIBUAN TAHUN SEBELUM MASEHI KESADARAN MANUSIA SUDAH MENGENAL ADANYA GARIS PAPILAIR PADA JARI. HAL INI TERBUKTI ADANYA PENINGGALAN SEJARAH KERAJAA NINIVE DI BABILONIA, YAITU ORANG INDIAN TENTANG UKIRAN KASAR BENTUK SIDIK JARI PADA GOA BATU DITEPI DANAU KEJIMKCIJIK NOVA SCOVIA ( DI TELUK MEXICO )
PADA ABAD VII ( 650 M ) DI CHINA PENGGUNAAN SIDIK JARI SUDAH DIWAJIBKAN DENGAN  UNDANG UNDANG UNTUK DICANTUMKAN DALAM DOKUMEN PERCERAIAN, SURAT JUAL  BELI DENGAN MEMBUBUHKAN SIDIK JARI
PENGAMATAN PARA ILMUWAN
TH 1686 PROF. MARCELLO MALPIGHI, DI UNIV. BOLOGNA MELIHAT ADANYA GARIS-GARIS BENTUK : SPIRAL DAN LOOP
TH 1823 PROF. JOHANES E PURKINYE, DI UNIV. BRESLAU : GOLONGKAN GARIS – GARIS PAPIL MENJADI 9 ( SEMBILAN ) JENIS.
TH 1864 Dr. HIHEMIAH GREW, MENGAMATI GARIS – GARIS PADA UJUNG JARI DENGAN GUN MIKROSKOP.
TH 1903 DI PENJARA LEAVAN WORTH KANSAS, DITEMUKAN KESAMAAN DATA AN TROPOMETRY, POTRET WAJAH DARI 2 ORANG NEGRO BERNAMA WILL WEST DAN WILLIAN WEST TETAPI SIDIK JARI BERBEDA


BEBERAPA PENDAPAT YANG TUNJUKAN KETIDSAMAAN / TIDAK BERUBAHNYA SIDIK JARI

Mr. H,A, ASQUITH, SEORANG AHLI STATISTIC DI AMERIKA SERIKAT TERJADINYA KESAMAAN DETAIL ANTARA SATU SIDIK JARI DENGAN YANG LAIN ADALAH 1 ORANG DALAM 54 MILYARD, KALAU DIHITUNG DENGAN UKURAN WAKTU TERJADINYA 2.660.337 ABAD.
WILLIAM JENINGS, ANGGOTA FRANKLIN INSTITUTE PHILADELPIA, MENGAMBIL SIDIK JARINYA SENDIRI PADA UMUR 27 TH (1887) KEMUDIAN BANDINGKAN DENGAN SIDIK JARI SETELAH UMUR 77 TH TERNYATA TRDK TRJD PERUBAHAN
SURAT KABAR LONDON NEW OF THE WORLD TH 1937 MENYEDIAKAN HADIAH  $1000 BAGI MEREKA YANG MEMPUNYAI SIDIK JARI SAMA DENGAN SIDIK JARI YANG DISAYEMBARAKAN.
TH 1958, SIR WILLIAM JAMES HERSOHEL, SEORANG PEMBESAR INGGRIS DI BENGAL ( INDIAN ) MEMPERGUNAKAN SIDIK JARI JEMPOL YANG DITERAPKAN UNTUK IDENTIFIKASI SEORANG TERHUKUM .
TH 1892, SIR FRANCIS GALTON MENULIS BUKU FINGERPRINS  DENGAN MENGATAKAN BAHWA SIDIK JARI TIDAK SAMA DAN TIDAK BERUBAH SEMASA HIDUP DAN DAPAT DIRUMUS.
TH.1901 SEJAK DITEMUKAN ILMU DAKTILOPSKI , MAKA SISTEM ANTHROMETRY YANG DICIPTAKAN OLEH ALPONSE BERTILION (TH 1860) TIDAK DIGUNAKAN DALAM KEPOLISIAN KARENA MEMPUNYAI BEBERAPA KELEMAHAN YAKNI SELAIN BISA TERJADI KESALAHAN PENGUKURAN JUGA TIDAK TEPAT DITERAPKAN TERHADAP ORANG YANG BELUM DEWASA DAN ADMINISTRASINYA SANGAT RUMIT.
TH 1901, SIR EDWARD RICHARD HENRY KEMBANGKAN SISTEM GALTON MENJADI GALTON-HENRY .
TH 1914 SISTEM GALTON HENRY MULAI DIKEMBANGKAN DI INDONESIA
TH 1960, SISTEM INI RESMI DIGUNAKAN OLEH POLRI



PENGERTIAN DAKTILOSKOPI
BERASAL DARI BAHASA YUNANI :
DACTILOS —–>>                JARI JEMARI / GARIS-GARIS JARI

SCOPEEN —–>>                MENGAMATI / MENELITI

“ MENGAMATI SIDIK JARI KHUSUSNYA GARIS-GARIS TERDAPAT PADA RUAS UJUNG JARI BAIK TANGAN MAUPUN KAKI ATAU ILMU YANG MEMPELAJARI SIDIK JARI UNTUK KEPERLUAN PENGENALAN KEMBALI IDENTIFIKASI ORANG.”



IDENTIFIKASI :
USAHA UNTUK MENGENAL KEMBALI SESUATU BAIK BENDA, MANUSIA MAUPUN HEWAN.

BEBERAPA ISTILAH DALAM SIDIK JARI

FOKUS POINT.
DELTA    (OUTER TERMIUS) TITIK FOKUS LUAR
CORE     (INTER MINUS) TITIK FOKUS DALAM



TYPE LINNES ( GARIS POKOK LUKISAN )

DUA GARIS SIDIK JARI YANG LETAKNYA PALING DALAM PADA PERMULAANNYA BERJALAN SEJAJAR, KEMUDIAN BERSAMA-SAMA MEMISAH, MEMELUK ATAU AKAN MEMELUK GARIS POKOK LUKISAN SIDIK JARI.


PATERN AREA ( POKOK LUKISAN ).

DAERAH / RUANGAN PUTIH YANG DIKELILINGI OLEH GARIS TIPE LINES UNTUK TEMPAT LUKISAN GARIS SIDIK JARI YANG DIPERLUKAN GUNA PERUMUSAN ( TERUTAMA PADA GOLONGAN LOOP DAN WHORL )
DELTA.
TITIK / GARIS YANG TERDAPAT PADA PUSAT PERPISAHAN GARIS TIPE LINNES

CORE.
SUATU TITIK TENGAH YANG TERDAPAT / TERLETAK PADA GARIS SIDIK JARI LOOP YANG TERDALAM DAN TERJAUH DARI DELTA.



APENDAGE ( GARIS SAMBUNGAN )
GARIS YANG MERUSAK GARIS SIDIK JARI BILA APPENDAGE TERSEBUT MENEMPATI ATAU BERADA DI SUATU GARIS SIDIK JARI, MAKA GARIS YANG DITEMPATI ITU SPOI ( MATI )



INTER LOCKING LOOP.
DUA GARIS LOOP YANG TERDALAM YANG SALING MEMASUKI / MEMOTONG SATU SAMA LAIN.

ebc856ec1fdf8fe71878e79e53c2467a_deltab7c1090490d0b900b6ec8b6078c2c089_core
4393580bedd70924c68490946192cb80_ridge
844d40a8854d3a9e6dd328af2cd6cd08_lukisan0f251fa12dc9e9ef8a122041c3137cf9_sangkutan453dcf95742cfe074869ad5945824d4b_sangkutankembar
Continue reading →